Selasa, 25 Agustus 2009

Bulan Ramadhan menjadi momentum tepat melakukan pertaubatan besar

Taubat berarti kembali dari kemaksiatan kepada ketaatan. Dalam arti yang lebih luas, taubat adalah membersihkan hati dari segala dosa, atau meninggalkan keinginan untuk kembali melakukan kemunkaran karena membesarkan Allah SWT dan menjauhkan diri dari kemurkaan-Nya.


Sejatinya, taubat bukan sekadar penghapus dosa, namun juga sebagai sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT. Karena itu, sekalipun tidak berdosa, umat tetap diperintahkan bertaubat, sehingga menjadi wajib hukumnya.

Bahkan Rasulullah SAW tak melalaikan untuk bertaubat. Rasulullah senantiasa bertaubat tidak kurang dari 70 kali sehari semalam.

Jika seorang Nabi SAW yang telah terpelihara dari dosa pun selalu bertaubat, maka umat hendaknya jangan meninggalkan taubat. Terlebih seperti disabdakan Nabi, bahwa manusia adalah tempatnya salah dan lupa.

"Maka itu, kita jangan menunda-nunda taubat. Karena kita tidak tahu kapan kita mennggal dunia," kata Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Kholil Ridwan, beberapa waktu lalu.

Jika seseorang telah bertaubat, maka dosa-dosanya akan dihapus oleh Allah SWT. Selain itu, jika dia meninggal dunia saat bertaubat, dia akan husnul khatimah.

Pimpinan Pesantren Husnayaian Jakarta itu mengatakan, bahwa Allah akan mengampuni dosa-dosa hambanya walaupun seluas langit dan bumi, kecuali syirik atau menyekutukan Allah. Akan tetapi, agar dosanya diampuni, taubat harus dilakukan dengan serius dan tidak main-main.

Kapan kita mesti bertaubat? Memang yang terbaik adalah persis ketika kita melakukan kesalahan dan perbuatan dosa. "Jadi, segeralah bertaubat," tegas DR Shobahussurur, Ketua Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru Jakarta.

Hal ini diamini oleh dai yang juga penulis produktif, Ustadz Zainal Abidin Syamsuddin Lc. Menurutnya, sangat penting bagi seorang Muslim untuk menyegerakan serta memperbanyak taubat. Sebab, dengan masih melekatnya dosa akibat kesalahan yang diperbuat, akan menghalangi rezeki halal dan thayib dari seseorang.

Keutamaan Ramadhan
Zainal lantas menjelaskan empat sumber dosa. Pertama, menyematkan sifat-sifat ketuhanan dalam dirinya, yakni sombong, angkuh dan ingin dipuji. Kedua, menyematkan sifat-sifat setan dalam dirinya, seperti hasud, membuat makar (rencana jahat) dan munafik.

Ketiga, menyematkan sifat-sifat hewan dalam dirinya, seperti rakus, zina, makan harta orang lain (anak yatim) dan sebagainya. Dan keempat, menyematkan watak binatang buas dalam dirinya, seperti marah, dendam, saling berkelahi, saling benci dan sebagainya.

Oleh karenanya, dengan kehadiran bulan suci Ramadhan, menjadi momen tepat untuk memperbanyak taubat. Pada bulan penuh berkah ini, merupakan kafarat terhadap dosa-dosa sampai Ramadhan berikutnya sepanjang dosa-dosa yang terjadi antara waktu shalat fardhu dan dari Jumat ke Jumat berikutnya.

"Mari kita perbanyak taubat kepada Allah SWT dan meningkatkan kualitas diri di bulan Ramadhan ini," ajak Rektor UIA Jakarta dan Ketua Umum Badan Kontak Majelis Taklim (BKMT), DR Hj Tutty Alawiyah AS.

Dijelaskan mantan Menteri Negara Peranan Wanita ini, bahwa selain bulan rahmat, bulan maghfirah dan bulan itkum minannar, Ramadhan juga merupakan itkum minannar yaitu memerdekakan diri dari api neraka.

Sementara Shobahusurrur mengistilahkan Ramadhan sebagai saat yang tepat melakukan pertaubatan besar. Pertaubatan secara menyeluruh ini perlu karena selama sebelas bulan sebelumnya mungkin telah berbuat dosa dan khilaf, baik sengaja maupun tidak disengaja.

Kiai Kholil juga sependapat bahwa bertaubat di bulan Ramadhan, lebih diutamakan. Meski demikian, jika seseorang ingin bertaubat tapi jauh dengan bulan Ramadhan, maka segeralah bertaubat di saat itu juga. "Kapan saja taubat harus dilakukan," ujarnya. dam/ika/c81


Tahapan Taubat :
1. Pengakuan bahwa dirinya bersalah.
2. Tekad yang kuat untuk benar-benar bertaubat.
3. Usaha sekuat mungkin untuk meninggalkan perbuatan tercela yang telah dilakukan.
4. Didukung dengan ibadah maali atau ibadah harta, seperti bersedekah.
(21 Agustus 2009)

Sumber :
http://www.republika.co.id/koran/0/70674/Saatnya_Perbanyak_Taubat
26 Agustus 2009

Tidak ada komentar:

Posting Komentar